Senin, 01 Januari 2018

Kisah Sebab Akibat 02




Kisah Hukum Sebab Akibat Karya Ji Xiaolan
Lansia Lolos dari Petaka

Rumahku mulanya adalah sebuah manor (tanah bangsawan yang di atasnya dibangun villa dan taman) yang terletak di atas tebing sungai di selatan Cangzhou (kota prefektur di Hebei), kini sudah dijual kepada orang lain.

Di atas manor tersebut berdiri lima unit bangunan villa, yang dapat memandang di kejauhan, juga dapat menerawang ke bawah Sungai Wei, melihat perahu yang berlayar. Setiap musim panas tiba, Nenekku, Nyonya tua Zhang, akan datang menginap di sini, untuk menghindari kedinginan. Kami sebagai anak cucu saling bergantian menjaga, merawat dan menemaninya.

Suatu hari saya membuka daun jendela dan memandang ke arah selatan, saya melihat ada rombongan yang terdiri dari pria dan wanita yang berjumlah 10 orang, sedang berada di atas sebuah perahu. Perahu itu telah melepas tali tambatnya dari dermaga dan mulai berlayar.

Tiba-tiba, salah seorang penumpang meninju seorang lansia dengan sekuat tenaga, sehingga lansia itu jatuh ke perairan dangkal dekat dermaga. Pakaian dan sepatu lansia itu basah semuanya. Dia berjuang untuk duduk, dengan penuh amarah memaki-maki dan menunjuk ke arah penumpang yang berada di atas perahu. Saat itu perahu telah berlayar jauh dari dermaga.

Saat itu kebetulan hujan lebat baru saja reda, air permukaan Sungai Wei mendadak naik, muncul ombak tinggi dan suara amukan. Pada saat inilah perahu pengangkut pangan hanyut terbawa arus sungai, ibarat anak panah yang dilepas dari busurnya, perahu naas ini menuju ke arah perahu penumpang tersebut, saat itu juga perahu malang ini ditabrak sampai hancur berkeping-keping, 10 orang penumpang perahu seluruhnya jatuh ke dalam sungai, tiada satupun yang lolos dari musibah tersebut. Satu-satunya hanya lansia yang ketinggalan di dermaga tadi yang selamat. Saat itu barulah amarahnya beralih jadi gembira, mulutnya tiada henti-hentinya melafal Amituofo.

Ada orang yang bertanya pada lansia itu, ke mana dia hendak menuju? Lansia itu berkata : “Kemarin saya mendengar salah seorang adik sepupuku menerima uang sejumlah 20 tael dari orang lain, lalu hendak menjual pengantin cilik (anak perempuan yang sejak kecil diadopsi untuk kelak dijadikan menantu) keluarganya, kepada orang lain untuk dijadikan selir, kabarnya hari ini mau teken kontrak, saya tidak tega melihatnya, sehingga buru-buru menggadaikan beberapa hektar ladang kepada orang lain, memperoleh uang sejumlah 20 tael, untuk menebus kembali anak perempuan itu, namun di luar dugaan.........ai, ai!”

Orang-orang yang mendengar ucapan lansia, tiada yang tidak melontarkan pujian, mereka berkata : “Satu pukulan tinju ini sungguh merupakan anugerah dari Malaikat yang mewakili gadis kecil itu”. Akhirnya mereka buru-buru memanggil perahu lainnya, untuk mengantar lansia ini menyeberangi sungai.

Waktu itu saya baru genap berusia 10 tahun. Hanya mendengar kata orang bahwa lansia ini adalah orang dari Perkampungan Keluarga Zhao, sayangnya waktu itu lupa menanyakan nama lengkapnya. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1733.

Nenek saya sendiri, yakni Nyonya tua Zhang berkata : Di Cangzhou ada seorang pria yang memaksa adik ipar perempuannya yang menjanda, untuk menikah lagi dengan orang lain, bahkan juga menjual dua kemenakan-nya ke rumah bordil. Warga dusun yang melihat hal ini menyimpan kekesalan di hati.

Suatu hari pria ini menggunakan uang haramnya pergi membeli kacang hijau dan memuatnya di atas sebuah perahu, perahu ini penuh dengan kacang hijau. Dia bermaksud menjual kacang hijau ini ke Tianjin.

Menjelang malam, perahunya ditambat ke tepi sungai, dia duduk di sisi perahu sambil mencuci kaki. Tiba-tiba sebuah perahu pengangkut garam yang berada di sisi barat, tali tambatnya putus, perahu ini hilang kendali, menabrak ke arah perahu pria ini, pria yang sedang mencuci kaki ini merasakan lututnya seperti dipotong pisau, sepasang tulang kakinya remuk, dia menjerit kesakitan selama berhari-hari barulah menghembuskan nafas terakhir.

Kakek luarku bernama Zhang Xue-feng, salah seorang pelayan rumahnya setelah mendengar kejadian ini, dengan tergesa-gesa memberi laporan pada majikannya, sambil berkata : “Korban bertemu dengan musibah yang begitu mengenaskan, sungguh merupakan kejadian tak masuk akal!”

Namun Tuan Zhang dengan nada tenang berkata : “Sesungguhnya kejadian ini tidaklah aneh. Menurut pandanganku, bila dia tidak mendapat akhir begini, barulah merupakan peristiwa besar yang aneh!”    

Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1724-1725.



紀曉嵐寫的因果故事
義叟免難
余有莊在滄州南,曰上河涯,今鬻之矣。舊有水明樓五楹,下瞰衛河。帆檣來往欄楯下,與外祖雪峰張公家度帆樓,皆游眺佳處。先祖母太夫人,夏月每居是納涼,諸孫更番隨侍焉。

一日,余推窗南望,見男婦數十人,登一渡船,纜已解,一人忽奮拳擊一叟,落近岸淺水中,衣履皆濡。方坐 起憤詈,船已鼓棹去。時衛河暴漲,洪波直瀉,洶湧有聲。一糧艘張雙帆順流來,急如激箭,觸渡船碎如柿,數十人並沒。惟此叟存,乃轉怒為喜,合掌誦佛號。問 其何適,曰:「昨聞有族弟得二十金,鬻童養媳為人妾,以今日成券。急質田得金如其數,繼之往贖耳。」眾同聲曰:「此一擊神所使也。」促換渡船送之過。時余 方十歲,但聞為趙家莊人,惜未問其名姓。此雍正癸醜事。

又先太夫人言,滄州人有逼嫁其弟婦,而鬻兩侄女於青樓者,裡人皆不平。一日,腰金販綠豆,泛巨舟詣天 津。晚泊河干,坐船舷濯足。忽西岸一鹽舟纖索中斷,橫掃而過,兩舷相切,自膝以下,筋骨糜碎如割截,號呼數日乃死。先外祖一僕聞之,急奔告曰:「某甲得如 是慘禍,真大怪事。」先外祖徐曰:「此事不怪。若竟不如此,反是怪事。」此雍正甲辰、乙巳間事。

  【譯文】
我家原有一莊園座落在滄州以南的上河崖,如今已經賣給別人了。那莊園裡,舊有「水明樓」五間,憑樓而 望,可以俯瞰衛河,看舟帆點點來往於護欄下。這「水明樓」和外祖父張雪峰家的「度帆樓」一樣,都是登高遠眺的好去處。先祖母張太夫人,每到夏季便來這莊上 居住,藉以避暑乘涼。我們幾位後輩子孫,便輪番來侍候、陪伴著她老人家。

有一天,我在「水明樓」上推窗南望,只見有男女數十人絡繹登上一條渡船,船已經解開纜繩,行將啟程了。突然,船上一人奮力揮拳,將一位老者擊落在岸邊的淺水中。老者的衣鞋全濕了。他掙扎著坐起來,憤怒地指著船上人破口大罵。這時候,船已經鼓棹離岸了。

當時正當大雨之後,衛河水突然暴漲,洪波直瀉,洶湧有聲。就在這時候,有一艘運糧船張滿雙帆順流而下,恰似離弦之箭,直向那渡船撞去。渡船當下被撞個粉碎,船上數十人全部落水,無一人倖免於難。只有那沒有上船的老者倖存性命。這時候,他才轉怒為喜,不住口地合掌念佛。

有人便問老者要到哪兒去?老者說:「我昨天聽說我的一位族弟得了人家二十兩銀子,就要把自家的童養媳賣給別人去做小老婆,據說今天就要立下字據,我於心不忍,趕緊把我的幾畝薄田押給別人,弄到二十兩銀子,好把那女孩子贖回來,真沒想到……唉,唉!」

眾人聽了,無不交口稱讚,都說:「這一拳準是神明頤使那小子打的。」於是眾人急忙張羅其他渡船,將老者送過河去。

當時,我剛滿十歲。只聽人講這位老者是趙家莊人,可惜那時沒有問清他的姓名。這是雍正癸丑(1733)年的事。

又先祖母張太夫人說:滄州有個人,他逼迫寡居的弟媳改嫁,並把兩個侄女賣進妓院,鄉親們對此都憤憤不 平。忽一日,此人懷揣不義之財,買下滿滿一船綠豆,直下天津去販賣。傍晚,船泊於河邊,他坐在船舷邊洗腳。忽然,西岸邊一艘運鹽船纜繩中斷,那鹽船突然橫 掃而過,兩船船舷相切,此人自膝蓋以下如被刀削,雙腿骨肉粉碎,他悲慘地呼叫了幾天後才死去。

先外祖父張雪峰家有個僕人聽了這件事後,忙來向主人報告,並且說:「某甲遭到如此慘禍,真是件大怪事!」雪峰公卻慢條斯理地說:「這事並不怪。依我看,他若是不落得這個下場,那才是大怪事呢!」

  這該是雍正甲辰到乙巳(1724—1725)年間發生的事。