Sabtu, 27 Desember 2014

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 07




Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Bagian 7

Demikianlah kisah dari 17 kali tumimbal lahir dari Dewa Wen Chang sebagai insan terpelajar, kalimat ini menunjukkan pada kita bahwa bukan hanya Dewa Wen Chang memiliki 17 kali reinkarnasi, namun setiap insan juga pernah mengalami 17 kali tumimbal lahir, ada masa lampau maka tentu saja ada masa yang akan datang. Asalkan memahami tiga masa kehidupan dalam lingkaran tumimbal lahir, barulah kita yakin bahwa Hukum Karma sedikitpun takkan meleset, perbuatan baik ada akibat baiknya, perbuatan jahat akibatnya adalah siksaan, bukan tidak ada balasannya namun waktunya belum tiba, begitu waktunya tiba, maka baik perbuatan baik maupun jahat pasti ada balasannya.

Manusia di dunia ini pandangannya tidak jauh, hanya melihat masa kehidupan sekarang saja, tidak tahu ada kehidupan yang akan datang, mengira bahwa manusia yang sudah mati ibarat pelita yang sudah padam, maka itu semasih hidup tidak memiliki rasa takut untuk melakukan karma buruk, saat karma buruk berbuah maka sesal kemudian tak berguna.

Maka itu kalimat pertama yang diucapkan Dewa Wen Chang memiliki makna yang sangat mendalam. Selanjutnya masih ada enam kalimat yang mendidik manusia supaya menjalankan kebajikan, menimbun kebajikan tersembunyi. Enam kalimat ini merupakan kebajikan yang ditimbun oleh Dewa Wen Chang selama 17 kali reinkarnasinya, jadi beliau memberi teladan dalam bentuk tindakan nyata, menampilkan pada kita seorang sosok yang bijaksana, maitri karuna, berbakat dan mengabdi pada masyarakat dan negara, setia dan bertanggungjawab, menjadi teladan bagi menciptakan berkah bagi rakyat.

Di sini dikatakan :
“Tidak pernah memperlakukan rakyat dengan buruk.
Menolong orang dari kesusahan.
Membantu mereka yang memerlukan
Mengasihani yatim piatu.
Memaafkan kesalahan orang.
Memupuk kebajikan tersembunyi, pasti dapat menggugah Langit.

Dari enam kalimat di atas, kalimat yang pertama adalah “Tidak pernah memperlakukan rakyat dengan buruk”. Beliau tidak pernah berlaku buruk pada rakyat, juga pada bawahannya tidak pernah bertindak keji, maka itu beliau dapat mendidik orang lain supaya bertindak serupa, ini adalah mengamalkan kebajikan. Memperlakukan rakyat bagaikan putra putri sendiri, kita menyebut pejabat pemerintah bagaikan ayahbunda.   
   
“Menolong orang dari kesusahan”, melihat ada orang yang kesusahan, segera mengulurkan bantuan. Baik dengan menggunakan harta benda milik sendiri, atau menggunakan kebijaksanaan sendiri, atau menggunakan bakat kemampuan sendiri, membantu orang lain supaya terlepas dari kesusahan.

Mengenai bantuan bencana, di dalam penjelasan Tuan An-shi ada tercantum sebuah kalimat yang amat bermakna, dia menggunakan teori Konfusius, yakni sebagai hakim tugasnya mendengar perkara atau keluhan dari masyarakat merupakan hal yang biasa, namun cara penyelesaiannya berbeda dengan hakim lainnya, juga tidak lebih hebat daripada orang lain, jadi dimana letak kelebihan Konfusius dalam hal ini? Yakni berusaha agar tidak ada perkara yang dilimpahkan oleh penduduk.

Bagaimana caranya agar masyarakat tidak perlu mengadu ke pengadilan? Yakni dengan pendidikan, sehingga setiap insan memahami etika moral dan kebenaran, supaya setiap orang dapat mengamalkan kebajikan, takkan saling bersaing, maka takkan membawa perkara ke pengadilan.  

Memberi bantuan bencana juga sedemikian halnya, andaikata masyarakat sudah tertimpa bencana dan anda mengulurkan tangan, tentu saja ini disebut memberi bantuan bencana, tetapi bantuan ini ada batasnya, andaikata dapat mengulurkan tangan sebelum bencana terjadi, ini barulah disebut benar-benar memberi bantuan. Kita tahu bahwa semua bencana merupakan akibat dari karma buruk yang diciptakan oleh para makhluk, jika dapat membantu para makhluk agar tercerahkan, sejak itu takkan lagi menciptakan karma buruk, inilah daya upaya yang dilakukan sebelum bencana terjadi.

“Membantu mereka yang memerlukan”, ini menunjukkan pada bantuan materi untuk membantu orang dari kekurangan sandang dan pangan. Orang yang sakit diberi bantuan obat-obatan, melihat ada keluarga yang sedang berkabung, maka diberi bantuan biaya penguburan, ini adalah bentuk pemberian bantuan menurut kemampuan yang ada, hanya insan yang tidak mementingkan dirinya sendiri yang mampu melakukannya.

Seperti yang dikatakan Konfusius bahwa seluruh umat manusia adalah satu keluarga denganku, yang usianya lebih tua dariku adalah bagaikan ayahbundaku, orang yang lebih muda usianya dariku adalah bagaikan putra putriku sendiri, membantu mereka adalah serupa dengan membantu ayahbunda dan putra putri sendiri, dengan hati universal ini membantu mereka. Bukankah dengan demikian dapat mewujudkan dunia adalah satu keluarga? Kini kami menggalakkan perdamaian dunia, yang paling mendasar adalah harus mempunyai hati sedemikian, dan hati ini harus melalui pendidikan ajaran insan suci dan bijak jaman dulu barulah dapat tercapai.    
       
Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 21 Januari 2009


文昌帝君陰騭文大意
(七)

這是將帝君「一十七世做士大夫身」這句話最重要的義理給我們告示出來,帝君有一十七世,我們每一個人都有一十七世,有過去世當然必定是有未來世。只有認識到三世輪迴,我們才能相信因果絲毫不爽,善有善報,惡有惡報,不是不報,時候未到,時候一到,善惡總有報。所以世間人眼光短淺,只知道有今生,不知道有來世,認為人死如燈滅,所以在生的時候一切行為毫無忌憚,造作罪業,等到受報應的時候後悔都來不及。所以帝君這第一句話意思都很深刻。底下有六句,是教人必須要行仁義,廣積陰功。這六句都是說他自己在十七世當中所做的事情,積功累德,這是帝君的身教,為我們示現做一個有智慧、有慈悲、有才藝,服務於社會,服務於國家,盡忠職守,為人民造福的好榜樣。這裡說:

【未嘗虐民酷吏。救人之難。濟人之急。憫人之孤。容人之過。廣行陰騭。上格蒼穹。】

這六句,第一句『未嘗虐民酷吏』,這是講到「無諸己,而後非諸人」,自己沒有虐待百姓,對於下屬沒有殘酷的虐待,那麼才能夠教導別人也不要這樣做,這是行仁。不虐待百姓這是仁,對百姓如同對兒女一樣,我們說所謂父母官,對待下屬(就是吏)不殘酷這是義,所以這是仁義之道。那麼底下是「有諸己,而後求諸人」,自己有這些德行,才能夠教導別人怎麼做。『救人之難』,見到別人有難,立即去救助。或者用自己的財力、或者用自己的智謀、或者用自己的才幹,幫助別人解脫苦難,直至把別人能夠救助出來圓滿而後已。關於救難,安士先生註解當中發明一個很好的意思,他引用孔子所說的,「聽訟,吾猶人也。必也,使無訟乎!」聽訟,這是指孔子他做法官聽訴訟案件,審案跟別人一樣,並沒有比別人高明,但是孔子比別人高明的地方是什麼?使民無訟,讓百姓都不用訴訟,這是孔子高明的地方。如何讓百姓不再訴訟,不再打官司?要用教育,使人人都知道倫理道德,使人人都能夠躬行仁義,互相不爭,當然就沒有什麼打官司的地方,這叫使民無訟。救人之難的意思也是這樣子,如果是人民已經發生災難你去救助,這當然是救難,可是救難於已然,所救有限,如果能夠救難於未然,讓這個難不發生,這才是真正的救難。我們知道所有的災難都是眾生造作惡因感來的苦報,如果能夠幫助眾生覺悟,從今不再造惡了,那真正救難於未然。

  下面『濟人之急』,這個急和難有所不同,這個急特別是講財用方面,所以濟人之急是幫助解決人物質上的急難。譬如說缺衣食的,救之於衣食,得病的,給予醫藥,遇到死亡的,幫助喪葬,這都是隨力隨分來救濟,這是一種大公無私的心才能夠做到。孔子所說的「大道之行也,天下為公。故人不獨親其親,不獨子其子」,所有的人民跟我是一家人,長輩、年老的,如同我的父母一樣,晚輩、年幼的,如同我的兒女一樣,幫助他們就跟幫助自己的父母、子女沒有什麼兩樣。以這種公心救濟,這不就是能夠實現大同世界嗎?現在我們提倡構建和諧世界,最基本的是要有這種心,而這個心需要通過聖賢教育才能達到。

摘錄自
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第一集)  2009/1/21  華嚴講堂  檔名:52-328-0001