Minggu, 28 Desember 2014

Makna Syair Kebajikan Tersembunyi 09



Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang 
Bagian 9

Dibawah ini adalah teladan yang diberikan Dewa Wen Chang kepada kita dengan tindakan nyata, menasehati kita agar tekun belajar, ini merupakan kalimat ke-8 dan ke-9, yakni :

“Andaikata manusia dapat memiliki hati serupa diriku, maka Langit pasti akan menganugerahkan berkah padamu”.

Ini adalah motivasi dari Dewa Wen Chang kepada manusia. Andaikata setiap dari kita mempunyai hati yang serupa dengan Dewa Wen Chang, maka buah akibat yang akan kita terima juga akan serupa dengan beliau, Langit pasti akan menganugerahkan pahala. Maka itu apabila kita menghendaki kehidupan yang bahagia, berhasil dalam karir dan keluarga, maka harus memutuskan kejahatan memupuk kebajikan, dengan memiliki hati bajik yang suci, dengan sendirinya akan memperoleh pahala.

Selanjutnya kalimat ke-10 adalah :

“Maka itu mendidik manusia”.              

Selanjutnya Dewa Wen Chang mengambil contoh nyata dari kehidupan orang tempo dulu, untuk menjelaskan pada kita bahwa melakukan kebajikan akan memperoleh pahala dan Hukum Sebab Akibat ini sedikitpun takkan meleset. Mendidik manusia, ini berupa ajaran Dewa Wen Chang kepada umat manusia. Sebelum memberikan teori, terlebih dulu menceritakan kepada kita, perumpamaan kisah nyata Hukum Karma, sehingga kita dapat membangkitkan keyakinan, memahami bahwa memutuskan kejahatan memupuk kebajikan, menimbun jasa kebajikan berkesinambungan, dengan sendirinya akan ada pahala yang unggul.

Perumpamaan berikut ini merupakan kisah yang tersohor sepanjang perkembangan sejarah, yakni yang pertama (juga merupakan kalimat ke-11) adalah :

“Tempo hari Yu Gong mengurus penjara, mengganti pintu yang bisa memuat empat ekor kuda”.

Yu Gong hidup pada masa Dinasti Han, Di Kabupaten Donghai bertugas sebagai sipir (penjaga) penjara, menangani urusan penjara. Dia bekerja dengan serius, bertindak adil dan taat hukum, juga sangat berwelas asih, bila melihat ada kasus akibat fitnahan, pasti akan berusaha mengembalikan keadilan buat terpidana.

 Tercatat bahwa pada masa itu ada seorang menantu perempuan yang amat berbakti, menantu ini sejak muda sudah harus menjanda, namun dia sangat berbakti pada mertua perempuannya, mertuanya juga sangat menyayangi menantunya, karena terlampau menyayanginya, maka itu berharap agar menantunya bersedia menikah lagi dengan orang lain, jangan sampai menyia-nyiakan masa depan sendiri.

Tetapi menantunya tidak sudi, bersikukuh ingin menjaga mertuanya hingga akhir hayatnya. Akhirnya sang mertua yang merasa khawatir bila dirinya hanya akan menjadi beban bagi menantunya, kemudian mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kemudian kasus ini malah mengundang masalah besar, menantunya jadi tersangka, menuduhnya telah membunuh mertuanya. Menantunya juga tak berdaya membela diri dan memberi penjelasan, karena tidak ada bukti yang kuat, lalu dijatuhi hukuman mati.

Saat itu Yu Gong memperoleh kejelasan akan hal ini di dalam penjara, lalu memutuskan untuk mengembalikan keadilan pada menantu itu, namun malangnya usaha Yu Gong gagal dan menantu itu tetap harus menjalani hukuman mati. Kemudian setelah meninggal dunia, Kabupaten Donghai dilanda bencana kekeringan selama tiga tahun, karena di tempat ini ada orang baik yang mati karena difitnah.

Kemudian jabatan gubernur diganti dengan orang baru, lalu Yu Gong menyampaikan kasus fitnahan ini kepada gubernur baru, setelah mendapat ijin dari gubernur, Yu Gong menuju kuburan menantu berbakti itu dan menyembahyanginya, mengembalikan keadilan padanya, membersihkan namanya dari fitnahan, tidak berapa lama kemudian Langit menurunkan hujan deras. Maka itu dari kejadian ini dapat dilihat bahwa Yu Gong mengerahkan segenap kemampuannya untuk berbuat demi rakyat banyak. 

Suatu hari daun pintu di kantor Yu Gong rusak, semua orang sedang berdiskusi hendak mengganti dengan pintu model apa. Yu Gong berkata, pintu yang harus kita ganti adalah harus berukuran besar dan tinggi, kelak barulah dapat memuat empat ekor kuda. Pada jaman dulu, orang yang bisa duduk di atas kereta yang ditarik empat ekor kuda adalah para pejabat, memiliki kedudukan yang tinggi dan keturunan bangsawan yang tersohor. 

Yu Gong sangat percaya diri, dia berkata bahwa dirinya telah mengurus penjara selama bertahun-tahun, menimbun banyak kebajikan tersembunyi, maka itu beliau mengetahui bahwa anak cucu generasi penerusnya pasti akan berjaya, jadi sekarang harus mengganti pintu yang rusak tersebut dengan pintu yang besar ukurannya, jika tidak demikian, maka kelak ketika anak cucu berjaya, kereta kuda mereka tidak bisa memasuki ruangan kantornya.

Kemudian memang benar seperti dugaan, putranya Yu Ding-guo, berhasil menjadi perdana menteri pada masa Dinasti Han, cucunya menjabat menteri negara. Semua ini merupakan balasan atas kebajikan tersembunyi yang ditimbunnya. 

Dikutip dari Ceramah Dr. Zhong Maosen
Judul : Makna Syair Kebajikan Tersembunyi Dewa Wen Chang
Tanggal : 21 Januari 2009



文昌帝君陰騭文大意
(九)

底下是帝君為我們以身作證,勸我們善學,講了兩句話,這第八和第九句:

【人能如我存心。天必賜汝以福。】

這是帝君推己及人。如果我們每個人的存心都像帝君一樣,那麼我們的果報也必定像帝君那樣的殊勝,天必定降下福報。所以我們要得到人生的幸福美滿,事業家庭都能夠美滿成功,那麼必須要斷惡修善,有一個純善的心地,自然感得福報。下來:

  【於是訓於人曰。】

這是第十句,底下有四句話,都是帝君引徵古人的例子為我們說明修善得福絲毫不爽。這個『訓於人曰』就是對眾生的垂訓,通篇都是帝君對眾生的垂訓。在說道理之前首先把事實果報的例子給我們講出來,讓我們生起信心,知道斷惡修善,積功累德,自然有殊勝的收穫。這些故事都是歷史上著名的例子,第一個:

【昔于公治獄。大興駟馬之門。】

于公他是漢朝時代的人,在東海這個地方做一個縣的獄吏,獄吏是治理監獄的。他治理監獄盡心盡力,秉公執法,非常公正,而且非常慈悲,遇到有冤案的,必定努力的為他平反。記載當中說到,那個地方有一個孝婦,這個孝婦年輕的時候就守寡,可是她孝順自己的婆婆非常盡心,婆婆也很喜歡她,因為愛她,就希望她能夠改嫁別人,不要耽擱了自己媳婦的前程。可是媳婦不肯,一定要跟她婆婆同甘共苦。結果她婆婆怕妨礙她嫁人,自己竟然上吊自殺。結果這個事情反而引起了麻煩,這個媳婦反而被誣告,說是她殺死了自己的婆婆。這個媳婦也沒辦法辯解,因為拿不出證據,結果就被判了死刑。這位于公當時在監獄裡面得知了情況,想要為她解救,可是最後還是解救不出來,這個孝婦最後還是死了。結果她死了以後,東海這個地方大旱三年,這是這個地方有冤情。後來新來的太守來上任,于公就把這個冤情向太守稟告,而且徵得太守的同意,到這個孝婦墓前去給她祭祀,為她平反,之後天才降下大雨。所以從這個事情可以看出,于公真正是為民不遺餘力。

有一次于公的府宅門壞了,大家在討論要修什麼樣的門。于公他就說,我們要修的門要很大很高的才行,將來能夠容納四匹馬並排進入這才行。在古代能夠乘坐四匹馬拉的車的,這都是達官貴人,很有身分、很有名望的家族。于公很有信心,他說我治獄多年,積下很多陰德,所以我自己知道子孫必定昌盛,那現在就得修一個大門,要不然將來子孫發達以後,他坐著馬車進不來。後來果然他的兒子于定國做到漢朝的宰相,封為平西侯,他的孫子做了御史大夫。這是什麼?真正陰德報應。

摘錄自 :
文昌帝君陰騭文大意  鍾茂森博士主講  (第一集)  2009/1/21  華嚴講堂  檔名:52-328-0001